Monday 25 March 2019

Cadar, Budaya Arab atau Wahyu Tuhan?


Cadar, Budaya Arab atau Wahyu Tuhan?Diskursus seputar "cadar" kembali mencuat ke permukaan global semenjak kasus pelarangan cadar oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga terhadap para mahasiswinya. Dalam kasus itu, tampil sosok  agamis yang cukup berpengaruh dan memangku jabatan tertinggi dalam organisasi Nahdlatul Ulama, lalu dengan lantang menyuarakan bahwa cadar bukan ibadah, bukan pula perintah Agama, cadar tak lebih sekadar fenomena budaya.

Memang, semenjak kepemimpinannya, Nahdhatul Ulama mengalami banyak penyelewengan dan semua fatwa-fatwanya terkesan selalu butuh klarifikasi. Termasuk soal cadar. Tampak sekali, ketinggian ilmunya tak diimbangi dengan nuansa sufistik, sehingga keberadaannya hanya menjadi benalu bagi umat Islam, khususnya warga Nahdhatul Ulama.

Cadar, Budaya Arab atau Wahyu Tuhan?

Menyikapi wacana ini, sebenarnya kita harus mengurai benang historis "cadar" dalam budaya Arab terlebih dahulu. Mengingat, cadar selalu dikait-kaitkan dengannya. Jika kita mau bijak dengan mengaca pada sejarah, potret busana masyarakat Arab pra Islam lebih mirip dengan apa yang kita lihat di Barat saat ini. Mereka tak berbusana layaknya hewan yang tak tau malu, terlebih saat menyembah berhala. Setelah Islam datang, tradisi-tradisi semacam itu dihapus dan diganti dengan tradisi Islam yang bersumber dari wahyu. Hal ini ditandai dengan turunnya ayat hijab kepada umat Islam sebagai respon atas fenomena budaya yang tak terhormat itu.

Tradisi cadar semacam itu terus dijaga dan dirawat oleh umat Islam, bahkan hal itu berlangsung hingga akhir dinasti Usmani. Dan mereka lakukan semua itu atas dasar perintah Agama, bukan karena mengikuti trend budaya yang sedang berkembang.

Oleh karena itu, sangat tidak pas dan terkesan buta sejarah jika harus menganggap cadar sebagai budaya Arab yang tak layak digandrungi oleh masyarakat Islam di bumi Nusantara ini. Lebih-lebih menganggap hal itu bukan perintah Agama.

Referensi:

1. Tsarina Maharani dan Samsdhuha Wildansyah, Ketum PBNU: Cadar Bud2aya Arab, Bukan Perintah Agama, diakses dari https://m.detik.com/news/berita/d-3907550/ketum-pbnu-cadar-budaya-arab-bukan-perintah-agama pada Jumat, 15 Maret 2019.
2. Fakhruddin al-Razi, Mafatihul Ghaib, ( Beirut: Dari al-Fikr), 25/231.
3. Muhammad Zahid al-Kautsari, Maqalat al-Kautsari, (Kairo: Maktabah at-Taufiqiyah, t.t.), 232.

Artikel Terkait

1 komentar so far


EmoticonEmoticon