Saturday, 18 June 2016

Kemuliaan Sahabat Nabi Muhammad SAW ( Umar bin khattab dll )

Tags



Kemuliaan Sahabat Nabi Muhammad SAW (Umar bin khattab)


”Ketika kau melihat mereka, kau akan mengira mereka itu orang sakit, padahal tidak begitu”
         Al-Hasan mengumpamakan tanda-tanda para sahabat Nabi dengan wajah orang yang sedang sakit. Semua karena mereka selalu bersujud pada allah dan tanda-tandanya memancar di wajah mereka.
         Namun belakangan, ada sebagian kalangan yang menyangsikan kemuliaan para sahabat. mereka menyangka  para sahabat telah berkhianat pada “Ahlibaitinnabi”, merebut hak-hak keluarga Nabi. Mereka ungkapkan sejarah yang menyatakan sahabat tidak dapat di percaya.
         Shahabat Nabi atau “As-Shahabi” adalah orang pernah berjumpa dengan nabi dalam keadaan mu’min, setelah nabi diutus di tempat yang saling mengenal yakni suatu tempat di bumi, meskipun tidak pernah melihat Nabi dan meriwayatkan sesuatu apapun darinya, atau masih kecil.
         Mereka adalah umat terbaik yang pernah ada, mendapat garansi masuk surga. Riwayat mereka diterima tanpa harus diteliti keterpercayaan dan kecerdasannya. Bahkan orang yang mengikuti mereka juga mendapat jaminan surga oleh allah.
         ”Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-taubah:100)
                      Kemuliaan Sahabat Nabi Muhammad SAW ( Umar bin khattab dll ) 
 
Pendukung ayat ini disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Jarir. Ketika sahabat Umar sedang berjalan, ia bertemu seorang laki-laki membaca (At-Taubah:100)ÙˆَالسَّابِÙ‚ُونَ الأوَّÙ„ُونَ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُÙ‡َاجِرِينَ Ùˆَالأنْصَارِ. Umar lalu menarik tangan laki-laki tadi dan bertanya “siapa yang membacakan ayat ini padamu?” iya menjawab “Ubay bin Kaab” Umar lalu menimpali “Jangan berpisah denganku sampai kita menemui Ubay”. Sesampainya ditempat Ubay, Umar bertanya “apa kau pernah membacakan ayat ini pada laki-laki itu?” Ubay menjawab “Iya” “aku melihat kalau kita sudah diangkat ke tingkatan yang tidak bisa dicapai orang setelah kita”. Ubay lalu menyebutkan pendukung ayat ini di surat (Al-jumu’ah:3) (Al-Hasyr:104) dan (Al-Anfal:75).

 
Klaim tentang kemuliaan para sahabat juga dapat dibuktikan melalui sejarah. Sejarah menceritakan keseharian mereka yang tidak biasa. keistimewaan-keistimewaan yang tidak dapat dicapai manusia pada umumnya. Berikut kami sebutkan sebagian sejarahnya.
Sayyidina Umar pernah pernah mengawasi seorang tua renta dan tunanetra di pinggiran kota Madinah. Ia ingin membantu memenuhi kebutuhan orang tua tadi. Syahdan, ketika umar sampai di sana, dia temukan orang lain telah mendahuluinya. Umar lalu berniat untuk mendatangi orang tadi tidak satu kali agar tidak didahului orang lain. akhirnya ia berencana mengawasi orang yang selama ini telah mendahuluinya. ternyata ia adala sahabat Abu Bakar, Pemimpin umat islam pada masa itu.

 
Putra dari Amr Bin al-Ash (seorang pejabat di pemerintahan Umar bin al-Khattab) pernah melakukan kesalahan dengan memukul seseorang dari suku koptik di Mesir. Orang tersebut lantas pergi ke Madinah untuk meminta suaka sekaligus keadilan dari khalifah Umar. Umar lalu mengutus orang untuk memanggil Amr dan anaknya. Umar memberikan cambuk pada orang koptik agar membalas perbuatan anak Amr. Jadi, Umar telah memproklamirkan hak asasi manusia sekitar 1250 tahun lebih awal dari orang-orang eropa.
Sebagai umat islam generasi pertama, sudah sepantasnya jika para sahabat  bukan berasal dari orang-orang biasa. Mereka adalah penentu keberlangsungan ajaran islam. Bukan hanya sebagai pejuang di medan perang, tetapi juga sekaligus menjadi pendakwah di seluruh jagat dunia. Mereka juga berperan membantu Nabi  ketika umat islam masih minoritas. dalam diri mereka tertanam jiwa beribadah. Ibadah bukan hanya sebagai ritus tanpa substansi. Tapi, ibadah juga sebagai bentuk pengabdian seorang hamba. Sifat-sifat  mereka telah diramalkan dalam kitab taurat dan injil.


Muhammad adalah utusan Allah. dan orang-orang yang bersama dengan dia keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Alfath:29)

oleh;ust muzammil mustofa

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon