Kemuliaan Sahabat Nabi Muhammad SAW (Umar bin khattab)
”Ketika
kau melihat mereka, kau akan mengira mereka itu orang sakit, padahal tidak
begitu”
Al-Hasan
mengumpamakan tanda-tanda para sahabat Nabi dengan wajah orang yang sedang
sakit. Semua karena mereka selalu bersujud pada allah dan tanda-tandanya
memancar di wajah mereka.
Namun
belakangan, ada sebagian kalangan yang menyangsikan kemuliaan para sahabat.
mereka menyangka para sahabat telah
berkhianat pada “Ahlibaitinnabi”, merebut hak-hak keluarga Nabi. Mereka
ungkapkan sejarah yang menyatakan sahabat tidak dapat di percaya.
Shahabat Nabi
atau “As-Shahabi” adalah orang pernah berjumpa dengan nabi dalam keadaan
mu’min, setelah nabi diutus di tempat yang saling mengenal yakni suatu tempat
di bumi, meskipun tidak pernah melihat Nabi dan meriwayatkan sesuatu apapun
darinya, atau masih kecil.
Mereka adalah
umat terbaik yang pernah ada, mendapat garansi masuk surga. Riwayat mereka diterima
tanpa harus diteliti keterpercayaan dan kecerdasannya. Bahkan orang yang
mengikuti mereka juga mendapat jaminan surga oleh allah.
”Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS
At-taubah:100)
Pendukung
ayat ini disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Jarir. Ketika sahabat Umar sedang
berjalan, ia bertemu seorang laki-laki membaca (At-Taubah:100)ÙˆَالسَّابِÙ‚ُونَ الأوَّÙ„ُونَ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُÙ‡َاجِرِينَ Ùˆَالأنْصَارِ. Umar
lalu menarik tangan laki-laki tadi dan bertanya “siapa yang membacakan ayat ini
padamu?” iya menjawab “Ubay bin Kaab” Umar lalu menimpali “Jangan berpisah
denganku sampai kita menemui Ubay”. Sesampainya ditempat Ubay, Umar bertanya
“apa kau pernah membacakan ayat ini pada laki-laki itu?” Ubay menjawab “Iya”
“aku melihat kalau kita sudah diangkat ke tingkatan yang tidak bisa dicapai
orang setelah kita”. Ubay lalu menyebutkan pendukung ayat ini di surat
(Al-jumu’ah:3) (Al-Hasyr:104) dan (Al-Anfal:75).
Klaim tentang kemuliaan para sahabat
juga dapat dibuktikan melalui sejarah. Sejarah menceritakan keseharian mereka
yang tidak biasa. keistimewaan-keistimewaan yang tidak dapat dicapai manusia
pada umumnya. Berikut kami sebutkan sebagian sejarahnya.
Sayyidina Umar pernah pernah mengawasi
seorang tua renta dan tunanetra di pinggiran kota Madinah. Ia ingin membantu
memenuhi kebutuhan orang tua tadi. Syahdan, ketika umar sampai di sana,
dia temukan orang lain telah mendahuluinya. Umar lalu berniat untuk mendatangi
orang tadi tidak satu kali agar tidak didahului orang lain. akhirnya ia
berencana mengawasi orang yang selama ini telah mendahuluinya. ternyata ia
adala sahabat Abu Bakar, Pemimpin umat islam pada masa itu.
Baca juga;Ruh keagungan islam dalam idul adha
Putra dari Amr Bin al-Ash (seorang
pejabat di pemerintahan Umar bin al-Khattab) pernah melakukan kesalahan dengan
memukul seseorang dari suku koptik di Mesir. Orang tersebut lantas pergi ke
Madinah untuk meminta suaka sekaligus keadilan dari khalifah Umar. Umar lalu
mengutus orang untuk memanggil Amr dan anaknya. Umar memberikan cambuk pada
orang koptik agar membalas perbuatan anak Amr. Jadi, Umar telah memproklamirkan
hak asasi manusia sekitar 1250 tahun lebih awal dari orang-orang eropa.
Sebagai umat islam generasi pertama,
sudah sepantasnya jika para sahabat
bukan berasal dari orang-orang biasa. Mereka adalah penentu
keberlangsungan ajaran islam. Bukan hanya sebagai pejuang di medan perang,
tetapi juga sekaligus menjadi pendakwah di seluruh jagat dunia. Mereka juga
berperan membantu Nabi ketika umat islam
masih minoritas. dalam diri mereka tertanam jiwa beribadah. Ibadah bukan hanya
sebagai ritus tanpa substansi. Tapi, ibadah juga sebagai bentuk pengabdian
seorang hamba. Sifat-sifat mereka telah
diramalkan dalam kitab taurat dan injil.
Baca juga: 3 keutamaan bulan ramadhan paling besa
Muhammad adalah
utusan Allah. dan orang-orang yang bersama dengan dia keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka
ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar. (QS Alfath:29)
oleh;ust muzammil mustofa
EmoticonEmoticon