Wednesday 16 October 2019

2 Macam Pembagian Malu dan Dalil-Dalilnya

Tags

2 Macam Pembagian Malu dan Dalil-Dalilnya- Sifat malu adalah salah satu sifat yang di miliki oleh setiap insan khususnya ummat Islam, Dan sifat malu pada dasar nya adalah sifat yang terpuji, Hal ini sebagaimana di katakan oleh Al Imam Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bari : 

 الحَياء: خُلُق يبعث صاحبه على اجتناب القبيح

"Malu adalah salah satu akhlak yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang tercela."

Ada sebuah hadist yang telah riwayatkan oleh Al Imam Muslim dari sahabat Abdulloh bin Umar Ra beliau berkata : 

 سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ الْحَيَاءُ مِنْ الْإِيمَانِ

Nabi Muhammad SAW telah mendengar seorang laki-laki menasihati saudaranya tentang sifat malu, maka beliau pun bersabda: "Malu itu adalah sebagian dari iman."

2 Macam Pembagian Malu dan Dalil-Dalilnya


  Dan malu itu terbagi menjadi 2 : 

1- Malu itu terpuji. 
2- Malu itu tercela.

Yang Pertama :

Malu itu terpuji adalah sifat malu dalam melakukan perbuatan perbuatan yang tidak terpuji seperti halnya dalam melakukan sesuatu yang di larang dalam syariat Islam. 

Dan sifat malu yang seperti ini adalah sifat malu yang bagian dari Iman, sebagaimana di dalam hadist Rosululloh SAW bersabda :

الإيمانُ بِضعٌ وستونَ شُعبةً ، والحَياءُ شُعبةٌ منَ الإيمانِ. رواه البخاري 

"Iman itu enam puluh sekian cabang, dan malu adalah salah satu cabang dari iman”
HR. Imam Bukhori 

Sifat malu adalah ajaran para nabi nabi sebelum Nabi Muhammad SAW,sebagaimana di sampaikan dalam sebuah hadist : 

إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى : إذا لم تستح فاصنع ما شئت. رواه البخاري 

"Sesungguhnya diantara hal yang sudah diketahui manusia yang merupakan perkataan para Nabi terdahulu adalah perkataan: ‘jika engkau tidak punya malu, lakukanlah sesukamu’'.
HR. Imam Bukhori 

Dalam hadist ini teramatlah jelas,bahwa ketika seseorang tidak memiliki sifat malu mereka layaknya seperti hewan tidak dapat membedakan (antara haq & bathil) dan tidak malu dalam melakukan sesuatu yang di larang oleh Alloh SWT. 

Rosululloh SAW menyampaikan dalam hadistnya yang telah diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori & Imam Muslim dari Sahabat Imron bin Hushoinin Ra : 

الحياءُ لا يأتي إلَّا بخيرٍ. متفق عليه 

“Malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan”

Dan Sahabat Imran bin Hushain mengatakan akan sifat pemalu Rosululloh SAW : 

كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أشَدَّ حَياءً مِن العَذْراءِ في خِدْرِها

"Nabi Muhammad SAW adalah orang yang lebih pemalu daripada para gadis perawan dalam pingitannya”. 
HR. Imam Bukhori. 

Al Imam Fudhail bin Iyadh Ra mengatakan : 

خمسة من علامة الشقاء : قسوة القلب، وجمود العين، وقلة الحياء، والرغبة في الدنيا، وطول الأمل. 

"Ada lima tanda-tanda kesengsaraan: hati yang keras, mata yang sulit menangis (karena Allah), sedikit rasa malu, cinta kepada dunia dan panjang angan-angan."

Yang kedua :

Sifat malu itu terpuji, namun malu bisa menjadi tercela jika ia menghalangi seseorang untuk mendapatkan ilmu agama atau melakukan sesuatu yang benar dan malu melakukan aktifitas   ibadah. 

Sebagaimana di katakan oleh Al Imam Mujahid di dalam kitab syarah hadist Shohih Bukhori : 

لا ينال العلم مستحى و لا مستكبر

“Tidaklah bisa mengambil ilmu orang yang malu dan sombong“

Bahkan ada salah satu Sahabat Nabi Muhammad SAW bertanya kepada beliau tentang berhubungan suami Isteri,sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah Ra : 

إن رجلًا سأل رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم عن الرجلِ يُجامِعُ أهلَه ثم يَكْسَلُ . هل عليهما الغُسْلُ ؟ وعائشةُ جالسةٌ . فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم إني لَأَفْعَلُ ذلك . أنا وهذه . ثم نغتسلُ

"Ada seorang lelaki bertanya kepada Rasululloh SAW tentang seorang yang lain, yang ia berjima’ dengan istrinya lalu mengeluarkan mani di luar (‘azl), “apakah ia wajib mandi?”, tanyanya. Ketika itu ‘Aisyah duduk di samping Rasulullah. Rasululloh SAW menjawab, ‘sungguh aku melakukan itu, aku dan wanita ini (‘Aisyah). Lalu kami mandi‘'.
HR. Imam Muslim

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اَلْـحَيَاءُ وَاْلإِيْمَانُ قُرِنَا جَمِـيْعًا ، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلاَخَرُ

“Malu dan iman senantiasa bersama. Apabila salah satunya dicabut, maka hilanglah yang lainnya.”
HR. Imam Hakim. 

Catatan dari Saya :

Tempatkalah rasa MALU mu itu dalam tempat yang semestinya, seperti MALU dalam melakukan kemaksiatan kepada Alloh SWT, bukan MALU dalam melakukan aktifitas yang terpuji terutama dalam melakukan aktifitas ibadah kepada Alloh SWT. 

Wallohul Mustaan 

Surabaya 15 Oktober 2019
Jam 23.10 WIB

Oleh: Ust. M. Zakaria Al Anshori 
Refrensi :

١- فتح الباري بشرح صحيح البخاري للامام ابن حجر العسقلاني. 
٢-المنهاج بشرح صحيح مسلم للامام النووي. 
٣-الجواهر الؤلؤية بشرح الأربعين النووية للامام محمد بن عبد الله الجرداني. 
٤-فقه السنة النبوية من العهود المحمدية للامام الشيخ أسعد محمد سعيد الصاغرجي. 
٥-المستدرك على الصحيحين للامام الحاكم

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon