Tuesday 29 January 2019

Teori Dentuman Besar, Penemuan Abad ke-20

Teori Dentuman Besar-Teori tentang alam semesta yang mula-mula diyakini sebagai sesuatu yang konstan, statis, abadi, tidak memiliki awal dan akhir telah tenggelam dengan penemuan masuk akal yang telah terbukti secara ilmiah di abad ke-20 ini.

Pada tahun 1920-an, seorang astronom sekaligus fisikawan asal Belgia, Abbe[1] Lemaître[2] mengemukaan teori tentang asal mula alam semesta yang telah menghancurkan teori matrealis abad ke-19.

Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berukuran sangat kecil dengan volume nol. Gumpalan ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dengan suhu sekitar 1 trilyun derajat celcius. Superatom yang berukuran sangat kecil ini terus mengalami penambahan ukuran, hingga pada waktu 0 detik terjadi sebuah ledakan besar yang menjadi asal mula terbentuknya alam semesta ini.

Teori Dentuman Besar, Penemuan Abad ke-20

Ledakan besar atau  dentuman besar ini lebih dikenal dengan sebutan “Big Bang”[3]. Teori tidak berdiri sendiri melainkan berlandaskan teori lain seperti teori relativitas Einstein[4]. Selain itu, teori ini juga diperkuat oleh temuan-temuan ilmuwan lain seperti temuan Alexander Friedman pada 1922 dan temuan Edwin Hubble pada 1929 bahwa alam semesta mengembang.


Pada tahun-tahun berikutnya muncul ilmuwan bernama George Gamov yang menyatakan bahwa jika alam semesta ini tercipta dari sebuah dentuman besar, maka pasti ada sejumlah sisa radiasi dari dentuman tersebut. Dalam selang waktu yang tidak lama, Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan bentuk radiasi[5] yang tidak diketahui sumbernya dan menyebar secara merata di seluruh jagat raya. hal ini mereka temukan pada tahun 1965. Temuan Arno Penzias dan Robert Wilson ini diperkuat dengan pembuktian Nasa dan George Smoot pada 1989[6].

Pembuktian-pembuktian atas kebenaran teori Big Bang telah membuat banyak orang meninggalkan keyakinan lama mereka akan teori statis dan kebetulan yang lahir pada abad ke-19 tersebut. Tidak hanya itu, beberapa ilmuwan, astronom serta antropolog pendukung Teori Matrealis pun tampak bimbang dan ragu untuk mempertahankan teori lama yang akan usang tersebut. Dennis Sciama pendukung Hoyle[7] dan Teori Statis pun harus mengakui bahwa teori dan konsepsinya itu telah kalah dihadapan penemuan abad 20 yang telah terbukti secara ilmiah tersebut.
Teori Big Bang telah membuktikan bahwa alam ini memiliki permulaan. Dengan adanya permulaan, pasti ada ketiadaan sebelum semua itu bermula. Pernyataan-pernyataan inilah yang akhirnya akan membuktikan adanya penciptaan yang hanya mampu dilakukan oleh kekuatan lain yang bukan berasal dari alam ataupun yang sebangsa dengan hal yang ada di dalam alam. Kekuatan itu tidak lain adalah kekuatan yang berasal dari kekuatan yang hanya dimiliki oleh sang pencipta Allah SWT yang memiliki batasan dimensi, ruang maupun waktu.

Oleh: Ienash Huwaida Aziz



[1] Abbe berarti Imam atau pendeta
[2] Monsignor Georges Henri Joseph Édouard Lemaître. Lahir 17 Juli 1894 dan meninggal 20 Juni 1966. Lemaître adalah seorang imam, astronom dan profesor fisika di Universitas Katolik Leuven. Ia adalah orang pertama yang mengusulkan teori perluasan jagat raya yang seringkali disalahhubungkan dengan Edwin Hubble. Selain itu, ia juga merupakan orang pertama yang menemukan hukum Hubble dan membuat perkiraan konstanta Hubble pertama pada tahun 1927, dua tahun sebelum artikel Hubble diterbitkan. Lemaître juga mengusulkan teori ledakan dahsyat sebagai penjelasan mengenai asal usul alam semesta, yang ia sebut hipotesis atom primeval.
[3] Istilah “Big Bang” dicetuskan oleh Sir Fred Hoyle untuk merujuk pada teori Lemaître dalam suatu siaran radio BBC pada bulan Maret 1949.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat                                                         
[4] Pada tahun 1915 Albert Einstein telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan-perhitungan berdasarkan teori relativitas yang baru ditemukannya (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan Lemaitre).
[5] Radiasi tersebut adalah radiasi latar gelombang mikro kosmik (Cosmic Microwave Background Radiation/CMBR).
Nida Ulkhusna, Konsep Penciptaan Alam Semesta (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama RI). 2013. 22.
[7] Sir Fred Hoyle adalah astronom berkebangsaan inggris yang mengemukakan teori keadaan stabil atau Steady State pada pertengahan abad ke-20 yang menentang  terori Big Bang.

Artikel Terkait

1 komentar so far


EmoticonEmoticon